Kamis, 09 Oktober 2014

Fat Cooking

Fat Cooking yaitu teknik memasak menggunakan minyak.


Teknik-teknik tersebut adalah:
1. Frying/Menggoreng
Image
pict from: jembenkpoenja.blogspot.com
Ini adalah istilah yang paling banyak digunakan. Pada dasarnya frying (menggoreng) adalah istilah umum untuk menyebut cara memasak dengan menggunakan minyak, mentega, atau margarin.
2. Sauteing/Menumis
Image
pict from: reluctantgourmet.com
Saute adalah istilah khusus untuk teknik memasak dengan menggunakan sedikit minyak, di Indonesia kita biasa menyebutnya dengan “menumis”. Menumis bisa menggunakan minyak kelapa, minyak zaitun, mentega, maupun margarin.
3. Stir Frying
Image
pict from: sheknows.com
Yang suka memasak masakan China pasti tahu deh apa itu stir frying. Ini adalah teknik menumis dengan minyak sedikit pada wajan cekung  yang dalam (biasa disebut dengan “wok”) dan dimasak dengan suhu yang tinggi. Selama memasak, wok tersebut sambil digoyang-goyang agar masakan matang merata dan tidak gosong.
Menurut saya, teknik ini adalah teknik yang paling susah dan membutuhkan tenaga. Waktu saya pertama kali mencoba, tangan saya jadi pegel, saudara-saudara… :P
4. Shallow Frying
Image
pict from: japangourmet.wordpress.com
Teknik memasak ini menggunakan wajan dangkal atau ceper, dengan minyak yang tidak terlalu banyak dan bahan makanan yang dimasak pun juga tidak terlalu banyak. Cocok untuk menggoreng perkedel nih.
5. Deep Frying
Image
pict from: en.wikipedia.com
Teknik ini bagus untuk memasak french fries, ayam goreng krispi, dan semua bahan makanan yang berukuran cukup besar maupun yang membutuhkan tingkat pematangan krispi yang sempurna.
Kenapa? Karena teknik ini menggunakan wajan dalam (atau malah lebih cocok disebut panci) dan minyak yang banyak, sehingga seluruh bagian bahan masakan tercelup minyak dan bisa matang merata. Teknik ini yang digunakan oleh rumah makan cepat saji untuk menggoreng kentang maupun ayam yang disajikannya.
Kelemahan teknik ini adalah boros minyak. Iya. Dengan bentuk penggorengan dalam seperti itu, minyak yang digunakan cukup banyak dan melimpah, tentu saja menjadikannya bersisa setelah penggorengan sehingga kita cenderung untuk menggunakannya lagi dan lagi. Hati-hati, ini bisa menyebabkan penyakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar